Senin, 26 Januari 2015

liqo 25 januarii 2015 karakteristik dakwah Rasulullah saw fase makiyyah & madaniyah

Liqo-Kongkow mingguan
Senin, 19 Januari 2015
Sekretariat IMAGO
Oleh: kang Cipto

Karakteristik dakwah Rasulullah saw. pada fase Makiyyah dan Madaniyyah
Tema umum tentang materi ini terdapat pada surat An-Nahl ayat 125
125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
[845] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Perlu kita ketahui bahwa fase ini hampir terjadi disetiap masa. Salah satu contoh, pada zaman Rasul, sahabat, runtuhnya ke khilafahan dan Indonesia tahun 80’an, kesemuanya memiliki kesamaan pada perjuangan para pendahulu dakwah pada situasi yang hampir sama namun berbeda zamannya.  Di Indonesia, mencapai angka 90 % orang-orang yang berstatus islam di KTP namun perilakunya tidak mencerminkan orang islam yang sebenarnya.
Perjalann dakwah & sasarannya di Mekah (selama 13 tahun) dan di Madinah (10 tahun), mempunyai pola bertahap. Awalnya dimulai dengan dakwah satu per satu yang berlanjut kepada dakwah terang-terangan. Seperti contoh Rohis SMAN 1 yang mampu sampai tahap masal dan terang-terangan melakukan dakwah secara terbuka bahkan sampai menjadi pementor/kadernya berada disekolah lain (salah satunya di SMAN 8 Bogor).
Perjuangan serupa dilakukan oleh sahabat Mushab bin Umair yang dipercaya melakukan dakwah ke Yastrib (sekarang Madinah) dan sampai membuka peluang jalan kepada Rasulullah saw. hingga mampu berdakwah secara terang-terangan. “keep person…”
Lihat yang berpengaruh pada suatu lingkungan, misal dalam lingkungan sekolah, pengaruhi (approach) wakasek sekolah beserta jajarannya (para guru) yang dapat memudahkan kita melakukan dakwah sekolah. Justru yang paling sulit adalah dakwah terhadap keluarga, bisa jadi kita menjadi orang yang sangat lemah didalam keluarga kita. Banyak benturan batin yang terjadi namun harus kita perbaiki melalui jalur dakwah, dengan bermodalkan ketegaran iman dari kita sebelum membujuk anggota keluarga.
Pada perkembangan dakwah (dengan bimbingan wahyu sampai tahap dakwah terang-terangan) yang mihwar, tahapan/fase sebelumnya tidak dihilangkan. Madar hayyah, pilar pembangunan tidak lepas dari pengembangan pribadi, keluarga dan masyarakat, tetap tidak ditinggalkan pengembangan pribadinya, kalau tidak bisa ambruk.
Rasul vs Musyrikin…
Tekanan kepada Rasulullah saw. oleh kaum musyrikin tidak dibalas dengan kejahatan oleh beliau. Banyak pendukung beliau terutama dari kalangan bawah, seperti Ammar, Yasir dan Bilal yang akhirnya mereka menjadi tokoh Assabiqunal Awwalun yang tidak bisa tergantikan.
“Seperti halnya para alumnus perang Badar, keampunannya lebih didahulukan.”
Memahami kondisi bahasa budak-atasan, merupakan kepandaian yang harus dimiliki pendakwah. Rasulullah saw. mampu berkomunikasi dengan baik kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk pamannya yang kaya dan para budak. Siapapun yang datang, harus segera didahulukan, pernah Abdullah bin Abdul Maktum (surat Abasa) tidak dilayani sehingga Rasulullah saw. ditegur langsung oleh Allah swt. sebagai orang bermuka masam.
Bagaimana dengan preman? Jangan ditunda-tunda, kalau sampai dia insyaf maka perekrutannya banyak. Mengapa? Karena ‘preman’ mempunyai pengaruh besar dalam lingkungan masyarakat.
Umar pernah berkata, “setiap perbuatan Rasulullah saw. ada pelajarannya dalam seluruh aspek dapat digunakan oleh manusia lain.” Yang mau masuk Islam secara kaffah, kondisinya sangat berat. Upaya penyebaran harus terus berlanjut. Siapapun kabilah yang datang segera samper dan damping dalam kebaikan.
Rasul yang dipilih Allah swt. sebagai Rasul terbaik karena kesabarannya, terdapat dalam surat 46 ayat 35:
35. Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari Rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (inilah) suatu pelajaran yang cukup, Maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.
Jihad untuk Al-Qur’an terdapat dalam surat 25 ayat 52:
 52. Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan Jihad yang besar.
Mendorong kemiskinan surat 73 ayat 10:
10. dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.
Sebenarnya, dengan kesaktian Rasulullah saw., bisa saja Rasulullah saw. berdo’a kepada Allah swt. agar masalahnya selesai. Namun apa yang dilakukan Rasul adalah berikhtiar melakukan aspek manusiawi. Saat perang Uhud, Rasulullah saw. terluka bahkan giginya tanggal. Bersabar ketika Bilal ditindih oleh batu oleh majikannya (sampai Abu Bakar membelinya) walaupun sebenarnya bisa saja berdo’a kepada Allah swt. karena tidak ada wewenang untuk membebaskan beliau. Tidak tinggal diam, Rasulullah saw. terus berusaha membantu sebisanya.
Derita kaum muslimin
Allah meneguhkan mereka orang-orang muslimin, ada kalanya keluhan itu datang dan Allah membela kaum yang muslimin. Ada 1 syair menarik, banyak orang mengeluh meski belum perang, Allah swt. menjawab do’a tersebut dengan tidak langsung, "bersabarlah sesungguhnya kami belum disuruh perang."
“Surga itu tidak murah, banyak pengorbanan meraih surga”
Esensi nilai perjuangan, jelas berbeda antara nilai gratisan & nilai yang upayakan. Meskipun sama rasa dan sama bentuknya, pasti berbeda asumsinya. Begitulah pelajaran terhadap kita dari perjuangan pendahulu Islam yang memperjuangkan keIslamannya dikala mereka berada dalam kondisi terdesak, diserang kaum musyrikin, surga adalah hal yang sangat dinantikan keberadaannya.
***
Karakteristik dakwah Rasulullah saw., menurunkan 82 surat Makiyyah dan 12 surat di Madinah. Adapun isinya, surat Makiyah fokus pada pengokohan aqidah dan perjalanan dakwah, adapun Madaniyah lebih banyak kepada kisah-kisah nabi terdahulu.
Adapun point-point dakwah di Makiyyah yang dapat kita pelajari yaitu:
1.      Tauhid
2.      Mengimani hari kiamat
3.      Mengimani Al-Qur’an dan Muhammad sebagai risalah
4.      Dasar hukum & akhlak mulia
5.      Kisah-kisah para nabi
6.      Perdebatan dengan kaum musrikin
***
1.      Tauhid
Perlu kita ketahui, sebenarnya kaum musyrikin menyaksikan bahwa Allah swt. sebagai pencipta (rububiyah-nya ada) akan tetapi mereka apresiasikan berupa wujud patung untuk fokus ibadah mereka, tercantum dalam surat ke-10 ayat 31:
31. Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup[689] dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?"
[689] Sebagian mufassirin memberi misal untuk ayat ini dengan mengeluarkan anak ayam dari telur, dan telur dari ayam. dan dapat juga diartikan bahwa pergiliran kekuasaan diantara bangsa-bangsa dan timbul tenggelamnya sesuatu umat adalah menurut hukum Allah.

2.      Mengimani hari kiamat
Kaum Musyrikin mengimani tentang adanya hitungan amal akant tetapi tidak menginginkan adanya kiamat. Mereka seolah hidup hanya untuk dunia, apa yang mereka usahakan itulah yang mereka dapatkan, hanya sebatas itu. Padahal sudah dijelaskan tentang adanya hari akhir (mulai dari kebangkitan, masyhar, perhitungan amal, dsb.) namun disitulah kelemahan mereka. Allah swt. berfirman dalam surat 31 ayat 40-41:
40. Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.
41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

3.      Al-Qur’an & risalah Rasulullah saw.
Banyak keimanan seorang muslim yang dipertanyakan ketangguhannya bahkan ketika Rasulullah saw. masih hidup, salah satunya adalah “Isra mi’raj.” Banyak kaum yang lemah iman bahkan sampai mengolok-ngolokan Rasul ketika peristiwa isra mi’raj, bahkan diterangkan dalam sebuah riwayat hanya satu orang yang membenarkan perkataan Rasulullah saw. yaitu Abu-Bakar ash Siddiq.
Kaitan antara umat terdahulu dengan umat saat ini, bisa jadi ada karakteristik sahabat yang timbul didiri kita (memirip-miripkan dalam hal kebaikan itu diperbolehkan). Abdurahman bin Auf seorang bisnisman, Khalid bin Walid seorang ksatria berperang. Bahkan bisa jadi kita adalah pergabungan dari sifat-sifat baik para sahabat yang melekat pada diri kita.
Mengapa Rasulullah saw. selalu menghadapi masa-masa sulit, padahal bisa saja beliau berdo’a kepada Allah swt. untuk dimudahkan dalam segala urusannya? Rasulullah saw. berusaha sebaik mungkin berusaha dalam bentuk manusia (yang bisa diikuti oleh umatnya). Kalau saja beliau melakukan cara-cara ghaib layaknya malaikat, mungkin banyak manusia yang tidak percaya terhadap beliau.
Termasuk dalam penyampaian dakwah yang tidak hanya sekali dilakukannya, bahkan sampai dianggap sebagai dongeng pagi dan petang. Al-Qur’an merupakan mukzizat terbaik Rasulullah saw. yang pada saat itu mengedepankan sastra. Dalam surat 18 ayat 1-3:
1. segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al kitab (Al-Quran) dan Dia tidak Mengadakan kebengkokan[871] di dalamnya;
2. sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,
3. mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
[871] Tidak ada dalam Al-Quran itu makna-makna yang berlawananan dan tak ada penyimpangan dari kebenaran.

4.      Dasar hukum
Dasar hukum dan akhlak mulia (qulyatul khoms) mencakup banyak hal seperti ten commander-man, Birul walidain, ekonomi, politik, sosial dan yang lainnya agar lebih tertanam dan melekat disetiap umat. Bahkan Mushab bin Umair pun lebih memilih Islam meskipun harus menentang nyawa ibunya yang kafir dengan memboikot aksi mogok makan dan tidak sedikit umat muslim yang terpaksa perang melawan orang tua atau saudaranya sendiri saat perang Badar karena memilih Islam.
“Sabar = pahala besar”
Banyak desakan yang diterima Rasulullah saw. ketika menyampaikan kebenaran hukum yang harus diperbuat. Desakkan tersebut semakin menjadi ketika Abu Thalib-pamannya, meninggal dunia. Allah swt. menjelaskan dalam surat 16 ayat 90:
90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
“Rasulullah saw. hanya membenci kekufuran, terhadap manusianya tetap beliau sayangi (meski dilemparkan kotoran, tetap beliau besuk saat sakit, bahkan yang pertama).”

5.      Kisah para nabi
Banyak kisah yang mengandung ibrah/pelajaran & bagi mereka yang berfikir, selalu berusaha menjaga kebaikan dari setiap kisah agar tidak terulang lagi dimasa selanjutnya. Hikmah yang teradapat dalam kisah, diterapkan terlebih dahulu oleh Rasulullah saw. sebelum sampai pada umatnya. Meskipun pada kenyataannya masih banyak juga orang yang ingkar, mudah-mudahan kita tidak termasuk didalam keingkaran tersebut.
Berat memang menyampaikan sebuah dakwah. Apalagi dengan kehidupan kita yang berbenturan antara pekerjaan dengan sekolah/pendidikan. Ingatlah bahwa kita masih bercucuran keringat, belum sampai bercucuran darah saat berdakwah. Surat 12 ayat 111:
111. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
Dan surat 6 ayat 90:
90. mereka Itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)." Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.

6.      Perdebatan
Dakwah kita ini belum seberapa, belum sampai pada tahap berdakwah perdebatan.debatPerdebatan mujadalah, diskusi, ITJ, diskusi dengan Salafi Ilmu harus punya ilmu untuk debat.
KAMMI-HMI yang adu debat bahkan sampai banting kursi-meja, itu merupakan dampak dari perdebatan yang kurang disertai dengan akhlak. Adapun seorang Akbar Tanjung yang selalu tenang menghadapi perdebatan merupakan hasil dari pengalamannya yang tidak sedikit, ada ilmunya tersendiri. “Mengalah itu bukan kalah, dan sombong itu tidak selalu menang.”
Tentang debat, terdapat pada surat 21 ayat 22-24:
22. Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.
23. Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.
24. Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah: "Unjukkanlah hujjahmu! (Al Quran) ini adalah peringatan bagi orang-orang yang bersamaku, dan peringatan bagi orang-orang yang sebelumku[956]". sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui yang hak, karena itu mereka berpaling.
[956] Kepercayaan tauhid itu adalah salah satu dari pokok-pokok agama yang tersebut dalam Al Quran dan Kitab-Kitab yang dibawa oleh Rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad s.a.w.

Pelajaran penting:
·         Al-Qur’an menagguhkan Rasul dengan kisah terdahulu untuk lebih meyakinkan.
·         Tidak hanya do’a, harus ada upaya dan kerja keras.
·         Teriakan ke-Tauhid-an dengan lantang, bedakan antara hak dan yang batil.
·         Bagi kita yang memiliki ilmu, kuatkan keimanan orang lain yang masih kurang.
·         Ada sebab-akibat, aksi-reaksi, ada balasan di dunia maupun di akhirat, neraka untuk mereka yang jahiliyah (bodoh).
·         Jidal-hindari debat hal yang tidak penting karena dapat melemahkan. Diskusi ilmiah-pun yang diawali dengan kebaikan argument dapat kita hentikan kalau sudah sampai tahap perdebatan, tak ada gunanya.

Pertanyaan:
-          Mana yang didahulukan antara 2 organisasi yang kita ikuti bersamaan?
“Sesuai kebutuhan.” Totalitas terhadap sesuatu akan tetapi tidak boleh menjadi bunglon. Boleh berargumen lewat ketua (berbisik santun) atau mengungkapkan langsung dengan sopan.
-          Bagaimana tindakan kita terhadap status yang tidak bertanggung jawab?
Kita hanya bisa menjadi penengah, adapun asumsi orang mengatakan bahwa kita sok-alim, itu lebih baik ketimbang menjadi kompor kejahatan antar satu dengan yang lain.
-          Mengapa banyak yang anarkis saat berdakwah?
Contohnya FPI, sebelum mereka melakukan aksi anarki, telah dilakukan fiqr dakwah terhadap oknum yang bersangkutan. Kalau mereka tidak diapresiasi, mereka melakukan hal tersebut guna mempertahankan keislaman diwilayah mereka. Hal itu perlu dilakukan ketimbang kita mengalah pada sebuah kemaksiatan. Hanya saja media menyorot bagian anarki dengan komentar kekerasan tanpa mereka sorot bagian fiqr dakwah sebelumnya.
-          Posisi paling enak itu seperti apa dalam berdakwah?
Seperti halnya dakwah di SMAN 1 Bogor yang sangat terasa bahwa dakwah dapat dilakukan secara terang-terangan. Itu merupakan tahapan paling tinggi. Seluruh lapisan sekolah saling mendukung dan itu merupakan hasil dari perjuangan yang tidak sedikit. Pernah SMAN 5 Bogor dilarang melakukan dakwah karena sesuatu hal, dan adakalanya hal tersebut harus kita rasakan, toleran terhadap kondisi dan selalu mencari celah untuk memperbaikinya kembali.
Surat 5 ayat 54:
54. Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui.

Semoga bermanfaat



Tidak ada komentar:

Posting Komentar