Senin, 26 Januari 2015

PAK NATIQ IN ACTION... PAGI-SIANG-SORE @ SM

“PAK NATIQ SHOW”
JUM’AT, 23 JANUARI 2015

Inspirasi pagi
Oleh: Pak Natiq

            Di Kampung Pak Natiq, terdapat 2 orang penjual tape (peuyeum) yang berbeda usia. Yang satu masih muda belia sekitar 30 tahunan sedangkan yang satunya sudah berusia 73 tahun. Keduanya tidak pernah bertemu pada waktu yang bersamaan (jadwalnya berselang-seling), seandainya hari senin yang berkeliling itu pedagang yang sudah uzur, hari selanjutnya anak muda dan lusa kembali pada orang yang lebih tua, begitu seterusnya.
            Meskipun mempunyai barang dagangan yang sama, mereka menggunakan media yang berbeda. Orang tua menggunakan gerobak dengan laci kaca diatasnya (etalase kecil) untuk menyimpan seluruh tapenya. Sedangkan anak muda menggunakan sepeda dengan dua keranjang besar dibagian sisi belakangnya.
            Asal punya usul, setelah banyak orang mempertanyakan mereka, akhirnya diketahuilah bahwa hubungan mereka merupakan ayah dan anak. Setiap hari mereka (secara berseling) selalu berdagang melewati tempat kediaman pak Natiq, menggunakan tape yang sama bentuknya, rasanya bahkan bahan bakunya, satu keluarga yang membuatnya saling bekerjasama.
            Perbedaannya, satu dari mereka lebih beruntung dari yang lain. Tapenya selalu habis atau bersisa ¼ dari jumlah keseluruhan sedangkan yang satunya lebih sering menyisa bahkan tidak terjual sama sekali. Siapakah orang yang lebih beruntung tersebut?
            Yap, orang yang beruntung itu adalah ayah dari pemuda penjual tape, penjual tape yang sudah terlihat renta dengan lipatan-lipatan keriput dibagian mukanya. Apakah penyebabnya? Apakah karena konsumen iba melihat kondisinya? Sedangkan terhadap pemuda masih banyak memberikan toleransi. Atau karena alasan lain?
            Penyebabnya adalah karena pedagang tua tersebut memberikan lebih dari yang diminta. Keramahannya memikat banyak pembeli sehingga ia disegani oleh masyarakat. Mulutnya selalu berkomat-kamit bercerita banyak hal setiap transaksi berlangsung. Itulah yang membedakannya, perilaku dan akhlaq yang dimilikinya.
            Pernah suatu hari pak Natiq membeli tape milik pedagang tua seharga Rp 3.000,- dengan uang Rp 50.000,- Hebatnya banyak sekali uang hasil penjualannya mulai dari seribu sampai seratus ribu. Segepok uang yang diikat dengan karet gelang tersebut, membuat pak Natiq terkejut, “serius itu uang?”
            Bagaimana tidak uang kembalian yang terbilang cukup besar, tidak ditepis olehnya dengan pertanyaan, “apa ada uang receh?” yang ada dipikiran pak Natiq. Sigap tanpa berkomentar memberikan kembaliannya.
            Tidak hanya itu, pedagang tua tersebut ikut bermain bersama anak pak Natiq, bahkan sampai bermain, menggendong dan membacakan surat Al-Qadr ditelinganya (mungkin kalau membeli tape sebanyak Rp 100.000,- mungkin pak Natiq sudah dishalatkan kali ya, wkwkk). Itulah yang membuat pak Natiq kagum terhadapnya juga orang lain.
            Intinya, keramahan dalam berdagang harus lebih diutamakan dibandingkan kepribadian kita. Akhlaq yang mulia lebih baik ketimbang kelebihan produk yang kita miliki. Itulah hebatnya “akhlaq yang baik” dapat memberikan pemiliknya keuntungan.

TEBAR SALAM: “SPIRIT”
10.00 – 11.00
            Mengapa Chandra menjadi orang pertama yang dapat meniup balon sampai pecah? Satu hal keran ia melakukan hal tersebut dengan khusyuk dan bersungguh-sungguh. Hal apapun yang kita lakukan dengan bersungguh-sungguh, insyaa Allah kita dimudahkan dalam melakukan kegiatan.

            Disamping bersungguh-sungguh, kita juga harus kaffah (menyeluruh) dalam melaksanakan keimanan kita. Ingat kisah Nabi Yusuf as. yang kaffah menyembah Allah swt. ketika diajak berzina oleh Zulaiha sampai baju belakangnya robek ketika ia pergi kabur meninggalkan Zulaiha.

            Bersyukurlah teman-teman yang sudah dilahirkan dalam keadaan Islam. Total dalam beribadah harus kita miliki agar kita dapat memasuki surga Firdaus diakhirat kelak, surga yang derajatnya paling tinggi diantara surga-surga yang lain.

HADIST ARBAIN
16.00 – 17.00

(gak ikut sesinya)

“Hadist nomor 1 tentang niat, innamal awwalun binniyyat… segala sesuatu itu tergantung pada niatnya…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar