Cerpen 10: Sanlat
di Bandung
Seperti
tahun-tahun sebelumnya, kegiatan sanlat yang dilakukan oleh sekolah tempat bu
Nurul mengajar adalah safari masjid. Adapun makna dari safari masjid yaitu
berkeliling masjid dan melakukan kegiatan belajar selama 2 hari lamanya. Masjid
yang dikungjungi biasanya masjid besar dan setiap tahun tidak pernah sama,
alias berbeda-beda masjid demi mengurangi kejenuhan dan mencoba mengobservasi
terhadap masjid baru.
Kriteria masjid
yang dipilih adalah masjid yang ramah anak. Meskipun masjid yang menjadi tujuan
adalah masjid besar, akan tetapi jika pengelolanya tidak mengizinkan atau
kurang ramah terhadap perilaku anak=anak, maka tidak direkomendasikan sebagai
rangakaian safari masjid. Hampir semua masjid besar di Bogor telah menjadi
tempat belajar anak-anak, sehingga para guru berencana memulai lembaran baru
diluar kota sebagai bentuk pembelajaran terhadap siswa.
***
Sudah 5 bulan yang
lalu, saat rapat tahunan sekolah, dilangsungkan pemilihan ketua panitia dari
setiap acara. Kebetulan, tahun ini bu Nurul yang menjadi ketua pelaksana acara
sanlat Ramadhan sekolah. Memasuki bulan Sya’ban, bu Nurul belum yang
diamanahkan menjadi ketua jua membuat pertemua dengan guru-guru terkait
persiapan acara yang akan dilangsungkan pada bulan Ramadhan. Hal tersebut belum
dilakukannya dikarenakan kesibukan sekolah dan keikut sertaan bu Nurul dalam beberapa
rangkaian acara lainnya.
Mendekati hari-H
pelaksanaan, rapat kepanitiaan baru dibentuk dan baru dibahas secara dadakan.
Banyak poin yang belum terbahas dan kendala-kendala menjelang dimulainya acara,
mulai dari pencairan dana proposal, susunan acara, transportasi, perizinan
masjid dan persiapan lainnya. Ragam kegiatan yang variatif, membuat bu Nurul
lupa akan tugasnya sebagai ketua pelaksana sanlat.
Alhasil, dengan
dana yang terkumpul seadanya dari sumbangan siswa dan kas sekolah,
ditentukanlah destinasi perjalanan yaitu Masjid Raya Bandung yang lokasinya
disebelah Alun-Alun Bandung. Kebetulan bu Nurul orang asli Bandung dan sebagian
besar teman sekolahnya adalah pengurus DKM masjid yang dituju, diizinkanlah
mereka untuk membuat acara di Masjid yang jaraknya cukup jauh tersebut. Adapun perizinan
yang sebelumnya menggunakan surat dan amplop, kali ini bu Nurul mengkonfirmasi
via telepon dan e-mail kepada temannya di Bandung.
Setelah siap
dengan rangkaian acara yang telah disepakati bersama, bu Nurul merasa sedikit
lega demi terlaksananya acara nanti. Terlepas nanti akan terdapat kekurangan,
bu Nurul dengan sigap mencatat segala kekurangan yang nanti akan terjadi
sekaligus bertanya=tanya kepada guru senior yang tahun=tahun sebelumnya menjadi
ketua panitia sanlat sekolah.
H-3, anak-anak
disosialisasikan terkait acara sanlat dengan segala macam persiapan dan
perbekalan yang wajin dibawa. Untuk melatih kemandirian, seluruh siswa direncanakan
berangkat dengan menggunakan bis umum dengan biaya transport masing-masing. Tentu
saja pemberangkatan dilakukan secara bersama-sama dari kelas 7 sampai kelas 9.
***
Sesuai dengan
perencanaan para guru, selasa pagi seluruh siswa berkumpul di area terminal
dengan segala perlengkapan masing-masing. Ada yang membawa tas ransel, ada juga
yang membawa koper. Pemberangkatan menggunakan 2 bis dengan didampingi guru di
setiap bis. Tiba di Bandung, anak-anak melakukan sesi orientasi bersama pihak
masjid dan melakukan pemabagian spot istirahat. Kegiatan yang dilaksanakan
selama 2 hari 1 malam tersebut mendapat kesan positif dari anak-anak.
Selama kegiatan
berlangsung, sesekali siswa diajak melakukan outbound-low impact di sekitar
alun-alun. Dilanjutkan dengan games dan rangkaian acara mabit. Tuntutan melakukan
shaum dibulan Ramadhan tidak menciutkan semangat siswa selama sanlat
berlangsung.
Buka puasa, makan
malam dan sahur dilakukan bersama-sama pihak DKM yang ramah. Bu Nurul merasa
senang karena teman-teman sekolahnya dulu bersikap ramah terhadap siswa,
melebihi ekspetasi yang ia bayangkan. Meskipun terkantuk-kantuk, seluruh siswa
tetap mengikuti instruksi yang diberikan sampai acara selesai.
Acara ditutup
dengan rihlah ke pementasan Saung Udjo untuk menyaksikan pertunjukan angklung
dan tarian daerah setelah itu mereka menuju terminal Cicaheum lalu naik bis
kembali menuju Bogor. dan pulang kembali dengan menggunakna bis. Karena diperjalanan
macet sampai waktu maghrib, mereka melakukan buka bersama didalam bis dan
shalat fardhu maghrib sambil duduk. Setibanya di terminal, sebagian siswa ada
yang langsung di jemput ada juga yang pulang sendiri menuju rumahnya. Sebelum dibubarkan,
walikelas mengingatkan kepada seluruh siswa untuk melakukan shalat tarawih
secara munfarid dirumah masing-masing. Terlepas mereka lelah/mengeluh
sesampainya dirumah nanti, guru-guru berharap seluruh siswa dapat melakukan
instruksi terakhir tersebut.
***
Selesai
melaksanakan acara sanlat yang luar biasa, seluruh panitia melakukan rapat
evaluasi demi membahas kekurangan dan kendala-kendala yang terjadi selama acara
berlangsung. Beberapa guru menegur bu Nurul dengan santun terkait persiapan
yang terlalu singkat. Mereka berharap ketua panitia dalam acara apapun lebih
bertanggungjawab terhadap amanahnya. Dalam kesempatan tersebut, bu Nurul
meminta maaf atas segala kekurangan yang dimilikinya.
Banyak pelajaran
yang dapat diambil hikmahnya, diantaranya adalah tentang tanggungjawab dan
persiapan sebelum melakukan acara besar. Hal ini dimaksudkan agar hasilnya
lebih maskimal. Bu Nurul sebagai ketua pantia mendapatkan pelajaran yang sangat
besar dalam kehidupannya dan berikrar untuk tidak mengulangi kesalahannya tersebut
pada acara yang akan datang.
Selesai…
#cerpen #cerpenorisinil #orisinil #1000cerpen #hobi #bogor
#penulis #fiksi #imajinasi #mimpi #kreatif #karya #inovatif #dhinar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar