Senin, 27 Juni 2016

Cerpen 5 Kandang Botol Plastik Atika

Cerpen 5: Kandang Plastik Atika…

Sampah! Dimana-mana sampah. Sudah tidak asing bagi kita semua kalau sampah terutama sampah plastik menjadi pemandangan yang lumrah yang mengganggu kebersihan lingkungan. Diantara miliyaran orang didunia ini, justru hanya segelintir orang yang peduli akan kebersihan lingkungan, salah satunya adalah Atika.

Atika adalah seorang mahasiswi yang tengah kuliah semester 6 di salah satu universitas di Indonesia. Jurusan yang diambil Atika adalah arsitektur landscape karena ia sangat senang dengan menggambar, terutama tata letak dan sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan. Ia bercita-cita menjadi seorang pemimpin suatu kota, terutama tempat ia dilahirkan, Kota Bogor.

Antara Atika dan sampah, ada kisah menarik yang membuatnya menjadi branding yang dikenal banyak publik, terutama teman-teman kampusnya sehingga ia menjadi duta sahabat lingkungan di tempat kuliahnya. Passionnya terhadap lingkungan, membuat Atika sangat kritis terhadap kebersihan dilingkungannya. Sejak kecil ia selalu risih dengan keberadaan sampah sehingga hidupnya begitu resik dan selalu memungut sampah yang berserakan dan membuangnya ke tempat sampah terdekat.

Hobinya adalah mengantogi sampah. Dimanapun ia berada, Atika selalu memberikan kontribusi terkait kebersihan lingkungan. Baik ketika sedang berada dikampus, di mall, di taman, maupun tempat yang lainnya. Sebagian temannya memperolok Atika sebagai ‘pemulung’ akan tetapi Atika menghiraukan anggapan tersebut dan tetap konsisten pada perbuatan baiknya.

***

Diantara sejuta sampah yang bermunculan dihadapan Atika, ada 1 sampah yang menjadi konsentrasinya yaitu sampah botol plastik. Atika sangat menyayangkan terhadap pihak terkait segala jenis minuman yang menggunakan botol plastik satu kali pakai demi kepentingan materi belaka tanpa memperhatikan limbah yang dibuatnya. Bayangkan saja, hanya bermodalkan Rp 2.000,-, seseorang mendapatkan air minum dalam kemasan yang digunakan satu kali, setelah itu dibuang.

Perjalanan sampah yang tidak jelas dinegeri ini menjadi salah satu hal yang dikritisi oleh Atika. Botol plastik yang telah digunakan tersebut, baik dibuang sembarangan maupun dibuang ketempat sampah hasilnya sama saja. Yang berserakan dijalanan tentu membuat lingkungan menjadi kotor, sedangkan sampah yang berada ditempat sampah, endingnya masuk ke Galuga dan menumpuk disana. Adapun pengepul sampah, hanya tertarik pada sampah yang masih utuh dan bersih kondisinya. Hm…

Asal punya usul, setelah berfikir sedemikian rupa, Atika menemukan cara bijak untuk mengelola sampah. Awalnya ia hanya coba-coba mengumpulkan bekas botol plastik dirumahnya, setelah terkumpul cukup banyak, ia mencoba menempelkan botol-botol tersebut menjadi sebuah kerajinan baru, yaitu kandang kucing dari botol bekas. Dengan bermodalkan sampah dan lem tembak, Atika membuat rumah kecil untuk peliharaannya dirumah.

Setelah selesai dengan project pertamanya, Atika mengabadikan karyanya itu dengan memotretnya dan menggunakan hasil karyanya disamping rumah. Sesuai dengan tujuannya, kucing peliharannya akhirnya mau menempati kandang plastik tersebut.

Semua membutuhkan proses, kandang yang ia buat ternyata masih memiliki kekurangan disana-sini. Ketika angin bertiup kencang, kandang miliknya menjadi reot/bergoyang, belum lagi ditambah guyuran air hujan yang selalu membasahi kota hujan, membuat kandangnya menjadi rusak berantakan.

Perjuangannya tidak berhenti disana, ia terus memodifikasi hasil karyanya dengan berbagai sentuhan kerajinan yang membuat kandang botol tersebut menjadi semakin kuat dan kokoh. Atika selalu mencatat kekurangan dan mengevaluasinya sehingga kerajinannya tersebut menjadi semakin matang. Alhasil, kandang kucing miliknya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Selesai dengan project pertamanya, Atika melanjutkan kreatifitasnya menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual yang tinggi. Bermodalkan sampah botol plastik, ia membuat usaha bisnis yang memanfaatkan limbah yang ternyata masih bisa dimanfaatkan dan didaur ulang.

Setamat kuliah, Atika menjadi senang dengan hobinya membuat variasi kandang dari sampah plastik. Orang-orang mulai tertarik dengan usaha yang dilakukan Atika dan ikut bergabung menjadi bagian pegawainya. Banyak teman-temannya yang dulu membicarakan tingkah Atika, kini menjadi pengagum berat Atika karena telah menjadi pahlawan lingkungan.

Atika bersyukur atas apa yang telah dikaruniai Tuhan kepadanya. Bermodalkan kreatifitas dan sampah yang berserakan, ia menjadi pengusaha sukses di kota tempat kelahirannya. Banyak penghargaan yang Atika dapatkan dari berbagai macam kategori. Tak lupa untuk berkontribusi lebih, ia selalu memberikan ilmunya tersebut secara cuma-cuma ke instansi dan kampus-kampus lain sebagai pembicara. Atika juga selalu menyisihkan pendapatannya untuk didonasikan kepada warga yang belum mampu. Atika berharap bisa membuat jumlah sampah dinegeri ini menjadi 0, alias tidak ada sampah.


Bogor, 26 Juni 2016

#dhinar #cerpen #cerpenorisinil #orisinil #1000cerpen #hobi #bogor #penulis #fiksi #imajinasi #mimpi #kreatif #karya #inovatif  #sampah #kandang #atika




Tidak ada komentar:

Posting Komentar