Minggu, 19 Juni 2016

Cerpen 1: Ada yang Terlewat!

Ada yang terlewat!
Oleh: Muhammad Dhinar Zulfiqar

“Alhamdulillah sudah ada 10 juta di dalam rekening, uang yang sudah lama aku kumpulkan sejak masih kuliah dulu. Akan aku gunakan sebaik mungkin, yang pasti ini tabunganku untuk menikah.” Ucap Leo seorang pegawai bank yang sudah hampir 1 tahun lulus setelah mendapatkan gelar sarjananya.

Niat baiknya tersebut tidak disertakan dengan ikhtiar yang maksimal. Sifatnya yang sangat pemalu terutama didepan perempuan, membuat dirinya belum pernah samasekali mempunyai pengalaman dalam bercinta. Kehidupannya yang mandiri selalu ditemani dengan indah bersama teman-temannya selama kuliah di Bogor.

Dengan tekad yang bulat, akhirnya ia mulai merencanakan anggaran dari keseluruhan uangnya tersebut untuk menikah. Setelah dihitung cukup, akhirnya ia memulai pergerakannya dengan sangat hati-hati.

Pertama, ia menemui tukang sewa tenda dan mulai melihat-lihat sekaligus memesan tenda yang akan disewanya kelak. Sesuai dengan anggaran, Leo tidak meminta tenda yang begitu mewah melainkan yang biasa saja. Rencananya ia akan menikah ditempat kos tempat ia tinggal selama ini.

Selanjutnya Leo pergi menemui KUA untuk menjadwalkan pernikahannya bersama pak penghulu. Akhirnya mereka sepakat untuk melakukan ijab-kabul tepat pada hari minggu di akhir bulan ini. Kurang lebih masih ada 2 minggu lagi menuju pelaminannya. Rasanya begitu deg-degan, membuat jantung Leo berdebar tak henti disetiap waktu yang berdetak.

Merasa kurang dengan rencana indahnya tersebut, ia mulai mengundang teman-temannya untuk hadir pada hari yang berbahagia tersebut, hari pernikahannya. Mulai ia ketik susunan kata demi kata pada ponselnya, lalu ia kirim kesemua kontak tanpa mengenal jumlah pulsa yang dimilikinya, termasuk media sosial yang sering ia geluti setiap hari, semua di undang tak terkecuali.

“Assalamu’alaikum wr.wb
Mengundang bapak/ibu/saudara/i dalam acara pernikahan kami yang akan diselenggarakan pada
Hari  : Minggu, 19 Juni 2016
Waktu: 08.00 s/d selesai
Tempat: Jl. Bakti Indah Perum Orchid Blok G No. 4, Bogor
Adalah sebuah kehormatan bagi kami jikalau bapak/ibu/saudara/i dapat hadir memberikan do’a restu kepada kami.
Terimakasih, wassalamu’alaikum wr.wb”

Kurang lebih seperti itu isi pesan yang disampaikan oleh Leo kepada seluruh kenalannya, termasuk statusnya di media sosial. Perasaannya semakin bertambah berat dari sebelumnya, sungguh ini merupakan kali pertama dalam hidupnya merasakan goncangan yang begitu sangat dahsyat. Sebagian temannya sudah mengucapkan selamat atas kerja keras Leo dengan niat baiknya tersebut.

H-2 sebelum acara berlangsung, tukang tenda yang sebelumnya ia sewa datang dan membuatkan tenda sederhana dihalaman kosan. Tidak sampai 3 jam, tukang tenda selesai dengan tugasnya. Tidak lupa Leo memberikan uang terimakasih kepada tukang tenda yang sudah membantunya.

Setelah tenda selesai dibangun, sedikit demi sedikit Leo membeli pernak-pernik untuk dihias disetiap sudut tenda termasuk interior kosan miliknya. Beberapa teman dekat Leo datang membantu dan mempersiapkan segalanya menjadi lebih indah terlihatnya.

“Wah, akan ada acara besar nih sepertinya!” Kagum seorang temannya setelah selesai membantu Leo mendekorasi tenda. Leo hanya diam tersipu malu dihadapannya.

“Ngomong-ngomong, siapa yang akan mendampingi kamu Le? Ko belum kelihatan sih wujudnya?” tanya teman Leo yang lain.

“DEG!!!” seketika wajah Leo memerah dan benar-benar sangat terkejut. Ia lupa akan pasangan yang nantinya akan menikahi dia.

“Anu, nanti kita lihat saja lusa.” Jawab Leo menenangkan perasaan temannya sekaligus membuat teman-temannya itu menjadi sangat penasaran.”

Hanya tinggal menghitung waktu antara Leo dengan acara besarnya. Tinggal 40 jam tersisa untuk Leo mendapatkan seorang perempuan yang mau menikahinya.

Usaha demi usaha Leo lakukan untuk membujuk kenalan-kenalannya, tidak lain dan tidak bukan untuk menikahinya, akan tetapi hampir semua perempuan yang ia kenal menolaknya. Beberapa diantaranya belum terlalu mengenal Leo, sebagian lain berargumen terlalu dadakan, belum ada persiapan.

Pandangan matanya menjadi sangat ciut. Leo merasa seperti kesamber gledek. Langit seakan runtuh melihat waktu yang terus berputar dibalik jam tangannya.

Guru ngaji Leo yang sangat bijak menasehati Leo untuk tidak terburu-buru untuk melakukan suatu maksud baik. Kebetulan saat itu tidak ada kenalan pak guru untuk bisa menyelamatkan Leo dari acara yang aneh tersebut.

H-1, 10 jam menuju acara besar pernikahan Leo, ia mengetikan lagi pesan kepada semua yang ia kenal, tidak lain dan tidak bukan adalah membatalkan acaranya tersebut. Termasuk pak penghulu yang akan menikahinya. Nasib memang nasib.

Sebagian temannya ada yang mengejeknya sebagian yang lain ada yang menasehati Leo. Nafas sesak yang selama ini menjepit Leo terhapuskan setelah mengirimkan pesan permohonan maaf itu.

Hari H…

Kondisi panggung yang sudah terdekorasi dengan baik tersebut hening begitu saja. Tidak ada seorang pun yang datang kecuali Leo sendiri. Beberapa temannya dengan pakaian yang rapih bak undangan, ada yang datang dikarenakan tidak membaca pesan pembatalan semalam.

Kecewa? Ya…

Pengalaman itu membuat Leo menjadi seseorang yang sangat berhati-hati dalam bertindak. Ada yang terlewatkan dalam perencanaannya yang matang, yakni calon istri yang akan dinikahi. Menyesal dan malu, itulah yang bisa digambarkan terhadap nasib Leo.

Akhirnya, ia memulai kehidupannya lagi seperti biasa. Tabungannya yang habis ia kumpulkan kembali dari sisa gaji bulanannya. Setelah kejadian itu, Leo semakin takut akan kehadiran perempuan dalam hidupnya. Akan tetapi, peristiwa kemarin membuat seorang wanita yang dekat dengannya semakin kagum dengannya. 2 bulan setelah depresi, ia akhirnya menikah dengan seorang perempuan melalui perantara guru ngajinya.

Selesai…
Hehe…

#dhinar #cerpen #cerpenorisinil #orisinil #1000cerpen #hobi #bogor #penulis #fiksi #imajinasi #mimpi #kreatif #karya #inovatif  #gagalnikah #nikah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar