Kultum, inspirasi & tausyiah
Ramadhan “all in one day”
Rabu, 22 Juni 2016
Sekolah Alam Bogor - Yayasan Progress Insani
Pak Natiq, Pak Agus, Pak Husnan,
Ust. Irfan
*Ust. Natiq: Kultum “tentang
PUASA”
“Agama diciptakan bukan untuk
mempersulit melainkan unuk mempermudah pelaksanaan kehidupan kita.”
Dalam sebuah tafsir, ada beberapa
syariat melakukan puasa untuk setiap umat dizaman yang berbeda
1. Puasanya umat nabi Isa as.
yaitu 30 hari. Akan tetapi syariat pelaksanaannya diubah sesuai dengan
keinginan mereka. Mereka tidak ingin berpuasa dibulan yang panas terik atau
sangat dingin. Maka dari itu mereka bersepakat untuk berpuasa di musim semi
(agar suasana lebih sejuk dan lebih ringan).
Dengan alasan itu semua, mereka
menambahkan 20 hari pada jumlah hari puasa mereka sehingga ditotal menjadi 50
hari. Proses puasanya berbeda dengan Islam, mereka berpuasa dimulai sejak
mereka bangun tidur dan selama puasa tidak boleh mengantuk (jika tertidur saat
puasa maka puasanya batal).
2. Puasanya umat Nabi Musa as.
dilakukan selama 40 hari 40 malam. Apakah mereka tidak makan sama sekali?
Maksudnya adalah mereka berpuasa seperti umat Islam, saat sahur mereka makan,
lalu berpuasa kemudian makan kembali saat berbuka. Setelah selesai makan
diwaktu berbuka, mereka kembali berpuasa dimalam hari sampai waktu sahur tiba.
Sejarah puasa ini dilakukan ketika Nabi Musa as. mendapatkan wahyu dibukit Thur
Sinai yang melihat tanda-tanda kekuasaan Allah swt. secara langsung.
3. Puasanya umat nabi Daud as.
sering sekali kita kenal dengan istilah puasa Nabi Daud as. didalam kehidupan
sehari-hari, yakni puasa sunnah yang menganjurkan kita berpuasa selama satu hari
kemudian beristirahat satu hari kemudian berpuasa kembali secara
berselang-seling dan begitu seterusnya. Jika dijumlahkan, puasa Daud
dilaksanakan 175 hari pertahun (hitungan hari pada tahun hijriah adalah 355
hari).
4. Puasanya umat Nabi Muhammad
saw. adalah puasa yang paling banyak kemudahan diantara puasa umat nabi
sebelumnya. Pelaksanaannya cukup 1 bulan (hitungan hari mungkin 29 atau 30
hari) pada Bulan Ramadhan. Karena perbedaan jarak antara tahun hijriah dan
masehi (sekitar 10-11 hari) maka puasa Ramadhan yang kita lakukan ini dilakukan
disemua musim. Untuk dapat berpuasa ditanggal yang sama (misal 1 Ramadhan
adalah tanggal 1 Juni), maka kita harus menunggu kurang lebih 36 tahun sekali
untuk dapat memulai puasa Ramadhan ditanggal 1 Juni.
Arti kata Ramadhan itu sendiri
berawal dari kata dasar “Rama” yang artinya panas. Dimusim panas dijazirah arab
adalah puncak panennya buah kurma yang biasa diolah oleh masyarakat arab dengan
cara dikeringkan untuk persediaan satu tahun. Istilah lain yang berkaitan dengan
Ramadhan adalah terbakarnya dosa umat manusia, sehingga alangkah baiknya jika
kita melakukan amal ibadah sebanyak mungkin di bulan Ramadhan (begitupun
dibulan selain Ramadhan).
Dalam syariat berpuasa itu
sendiri, Allah memberikan keringanan untuk orang-orang yang mengalami kesulitan.
Misal ketika sakit/dalam perjalanan, diperbolehkan untuk iftar (berbuka).
Maksudnya adalah ketika hendak melakukan perjalanan/sedang sakit sebaiknya
tetap makan sahur dan niat berpuasa, masalah keringanan baru diberikan ketika
sudah benar-benar tidak kuat.
Menurut ahli kontekstualist
(golongan yang mempelajari ilmunya mutlak dari tulisan Al-Qur’an), meski hanya
sakit kuku (cantengan), seseorang boleh berbuka puasa. Akan tetapi sangat tidak
berhubungan dengan proses puasa itu sendiri. Alhasil (diskusi para ulama), ada
3 hal yang memaksa/memperbolehkan seseorang (baik sakit/perjalanan) untuk
iftar/membatalkan:
·
Jika melanjutkan puasa
akan semakin memperparah kondisi
·
Memperlambat penyembuhan
·
Memberikan mudharat untuk
tubuh
Kalau tetap melakukan puasa, itu
lebih baik untuk kalian selama mampu, maka sebaiknya tetap menjaga puasa, maka
itu jauh lebih baik. Adapun diqodo atau diganti dengan hari lain adalah termasuk
rukhsah dengan syarat tertentu.
Puasa mentargetkan manusia untuk
menjadi makhluk yang maksimal, makhluk yang tangguh dan bertaqwa, jangan
jadikan puasa alasan untuk manja (sedikit-sedikit keringanan, huft). Hadist
yang mengatakan ‘tidurnya orang puasa adalah ibadah’ itu hadist dhoif. Hanya karena
puasa kita seenaknya tidur, bukan seperti itu.
“Rasulullah saw mencontohkan
shaum di bulan Ramadhan dengan berjuang (karena banyak perang yang terjadi
dibulan Ramadhan)”
*Pak Agus: tentang Kampung Salam
Berkumpul ditempat yang dicintai
dengan jumlah yang terus bertambah adalah salah satu bentuk perkembangan
lembaga. Terimakasih untuk kehadiran semua. Allah swt. Maha Pemberi Balasan, semoga
Allah swt. membalas keringat kita dengan yang lebih baik dari semua yang telah kita
perbuat.
Perubahan dari waktu ke waktu
pasti terjadi, setiap perubahan yang berkembangan memiliki fase regenerasi. Perwujudan
Kampung Salam suatu saat nanti akan tercapai dengan cara yang kreatif. Adapun 3
macam yang akan diwujudkan Kampung Salam:
1. ORANGnya
Mau merubah ratusan kampung itu
sulit, akan tetapi mewujudkan 1 Kampung Salam itu pasti mungkin. Semoga bisa segera
berwujud dan memberikan inspirasi/kebaikan diluar sana. Mulai dari lingkaran SDM,
kemudian lingkaran anak, orang tua lalu warga sekitar, kota Bogor, negara dan
seterusnya. Amiin…
Adapun orang-orang didalam
Kampung Salam senantiasa memegang nilai positif SALAM, selalu spirit/bersemangat,
berpakaian akhlakul karimah, inisiatif tinggi, senantiasa berkontribusi, senang
belajar, ramah dan sikap-sikap lain yang mencerminkan keteladanan. Semoga dapat
terlihat dalam setiap sosok yang bergelut di Kampung Salam.
2. TEMPATnya
Cita-cita Sekolah Alam Bogor itu
sederhana, menjadi sebuah kampung yang damai, ngangenin, tempatnya rapih, indah
dan tertata. Semua warganya saling berinteraksi dan bersimbiosis. Setiap tamu
yang datang dari luar mendapatkan kenangan dan betah berada di Kampung Salam. Buktikan
bahwa Pendidikan Islam itu bersih dan tertata rapi bukan kumah dan kotor.
3. Profil BUDAYAnya
Budaya adalah kumpulan kebiasan
(perbuatan yang diluang-ulang) menjadi mindset dan perkataan dan membutuhkan
jangka waktu tertentu. Untuk membentuk budaya dengan nilai Salam, Alhamdulillah
potensi-potensi sudah ada, tinggal aksinya.
Ada beberapa budaya yang perlu
diperhatikan:
·
Budaya bersaudara/bersilaturahim
·
Budaya belajar &
demokrasi
·
Budaya peduli dan
kontribusi
Jika hubungan SDM sudah
bersaudara, budaya silaturahim berjalan dengan baik, senang belajar, selalu ada
hal-hal baru/inovasi baru itu baru namanya Sekolah Alam Bogor. Jangan sebut
Salam kalau merasa dirinya cukup dengan 1 hal/tujuan tertentu, kita harus terus
berkembang.
Tujuannya simpel, “menebarkan
salam”. Menjadi referensi ilmu untuk belajar. Kemanfaatan akan diterima dan
ditebar sekaligus kalau ada orang lain singgah. Pikirkan apa yang bisa kita berikan/apa
yang dapat kita bagikan kepada orang lain.
Kejenuhan tentu ada didalam diri
kita, kita yang memutuskan apakah akan bergabung menjadi bagian didalamnya atau
tidak.
“Syarat hidup lama adalah
regenerasi harus terus berjalan“
*Pak husnan: 5 prioritas utama
1. akhlak
2. bahasa ibu (bahasa cinta yang
keluar dari hati)
3. bersih dan rapi (mulai dari
sekitar kita)
4. kontribusi (mulai dari
memberikan hal yang paling sederhana, yang bermanfaat dalam hidup kita untuk
orang lain)
5. persaudaraan
*Ustad Irfan : Belajar dari
Perang Badar
Ada 2 garis besar yang dapat kita
perlajari dari Perang Badar
1. Al ahkam al qouniyah
2. Al ahkam asy syariah
Hukum alam adalah hukum yang pada
dasarnya Allah swt. yang menciptakan. Semua kejadian didunia ini pasti
bersinggungan dengan hukum alam, termasuk peristiwa besar Perang Badar. Refleksi
yang dapat kita pelajari dari Pedang Badar yakni perpaduan iman/keyakinan dan
ketaqwaan pada Allah swt. karena takwa adalah atribut yang menjadikan kita
memiliki makna/nilai dihadapan Allah swt.
Dalam surat Al-An’am ayat 24
24.
lihatlah bagaimana mereka telah berdusta kepada diri mereka sendiri dan
hilanglah daripada mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan.
Mereka yang
percaya pada sesuatu yang batil akan berakhir pada kehancuran. Sebagai Muslim,
kita senantiasa bertakwa dan sabar dalam bagaimanapun kondisinya (Al-Baqarah
ayat 155)
155.
dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar.
“Miskin dikatakan absolut miskin
apabila seseorang miskin hati dan materi”
Dalam surat thahaa ayat 124
124.
dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
Keadaan buta".
Semua kehidupan dalam semua lapisan
masyarakat, orang yang tidak bertaqwa akan memberikan kerugian. Lapisan orang
kaya tidak bertakwa, menjadi pejabat yang korup akan merugikan negara. Lapisan
orang miskin tidak bertakwa akan menjadi preman pasar (efek lokal).
“Hukum alam berlaku sama atas segala
manusia tanpa terkecuali”
Contoh: orang solih dan orang
salah, kalau lompat dari Monas pasti masuk ruang iccu atau mati ditempat, bukan
karena solih maka bumi menyambut jatuhnya dia dan selamat sedangkan orang salah
tetap mati. Hukum alam bersifat menyeluruh.
***
Dalam Perang Badar terdapat hukum
syariat yang membuat kemenangan islam menjadi logis. Meskipun kalah jumlah 313
+ 1 Rasulullah saw menjadi 314 melawan sekitar 1.000 orang dalam, dalam perang,
jumlah bukan menjadi faktor kemenangan suatu perang. Ada faktor lain yang
membuat menang, yaitu:
1. Jarak tempuh
Jarak dari Madinah ke Padang Badar
lebih dekat dibandingkan dengan Makkah ke Badar, Energi yang keluar lebih
sedikit dibandingkan dengan keletihan kaum kafir quraisy dari Mekkah.
2, Lokasi perang dekat dengan
mata air
Barang siapa yang menguasai logistik
maka akan memimpin/mengungguli medan perang karena sumur/logistik/sumber air adalah
hal penting dalam peperangan.
3. Senjata dan peralatan
Kualitas senjata, baju besi,
pedang dan kebugaran fisik juga termasuk pendukung kemenangan Perang Badar. H-1
sebelum perang, Allah swt menurunkan hujan rintik turun sehingga pasukan muslim
tidur terlelap dan istirahat maksimal. Sedangkan pasukan kafir was-was tidak
bisa tidur dan kurang istirahat.
“Kemenangan menjadi logis sesuai
dengan kondisi perang”
***
Tugas kita sebagai pendidik
adalah bagaimaan cara kita membangun sistem pendidikan yang menjadikan Al-Qur’an
dan Sunnah sebagai basis dalam perjuangan takwa menjadi lebih bermakna.
Takwa itu ibarat angka 1,
sedangkan atribut dunia 0 (tampan, kaya, cantik, pintar, cerdas, ramah dsb). Gelar
akademik disandarkan pada ketakwaan maka bernilai 10. Wanita soliha membuat dirinya
menjadi bernilai 1, tambahannya adalah angka nol dibelakang satu.
“Berapa persen siswa yang
mengerjakan Ujian Nasional secara jujur?“ pertanyaan yang sering muncul untuk
menguji kejujuran seorang siswa. Sangat ironi di negeri kita ini, ujian tingkat
nasional diberlakukan curang demi mendapatkan nilai. Padahal kejujuran adalah
hal yang paling penting dibandingkan nilai.
Jujur adalah akar dari kebaikan.
Rasulullah saw. memiliki sifat amanah-jujur dan menganjurkan kita untuk berlaku
jujur. Tidak perlu takut kalau kita senantiasa jujur. Minimal mulai dari diri
sendiri untuk berbuat jujur.
***
Baksos (bakti sosial) ada 2 cara
bagi kita untuk melakukannya, yaitu:
1. Gaya ternak Habil
2. Gaya tani Qobil
Suatu ketika, Habil dan Qabil
berkonflik. Allah swt. meminta keduanya untuk berqurban, akan tetapi responnya
berbeda. Qobil petani memberikan panen yang jelek sedangkan Habil memberikan
hasil ternak yang baik. Maka Allah swt. menerima qurban dari Habil.
Kesimpulannya, ajarkan anak
berbakti sosial dengan “Habil style of giving” memberikan hasil yang terbaik. Hilangkan
bazaar barang/kaos bekas, bukan persembahan terbaik dari kita untuk orang lain.
Jika ingin disumbangkan, berikan yang terbaik. Berbakti kepada orang lain dapat
meningkatkan etos kerja, kematangan emosional dan ruhiah menjadi bagus.
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar