Selasa, 14 Juni 2016

Kultum Tarawih #8 Ramadhan 2016 NIAT

Kultum Tarawih #8 Ramadhan 1437 H
Masjid Al-Mi’raj Taman Seruni, Tanah Baru
Minggu, 12 Juni 2016
Bpk Ust. Agus G.

Assalamu’alaikum wr.wb.
Pertama-tama kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga kita dapat berkumpul ditempat yang berbahagia ini dalam keadaan sehat wal afiat.

Tak lupa shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad saw. kepada keluarganya, sahabatnya dan kita semua selaku umatnya, semoga diakhirat kelak mendapatkan pertolongannya.

Dalam kesempatan kali ini, izinkan khotib memberikan sedikit tausiah sebagai bentuk pengingat untuk para jamaah, terutama pesan ini ditujukan untuk diri khotib sendiri.

Kali ini, khotib akan memberikan ceramah tentang sesuatu yang sederhana, bahkan mungkin banyak dari kita yang melupakan atau jarang menyadarinya, namun sesuatu tersebut amat sangat mempengaruhi segala aktifitas dan amal ibadah kita. “Niat”, akan sedikit kami ulas tentang niat.

***

Dalam hadist arbain nomor 1, dijelaskan:
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al-Khattab radhiallahuanhu, dia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”

Sejarahnya dulu, ketika hendak melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah, beberapa sahabat memiliki perbedaan dalam niat pemberangkatan. Ada yang hijrah karena Allah swt, karena wanita, maupun karena kesuksesan.

Sahabat yang hijrah karena Allah dan RasulNya maka Allah dan RasulNya yang didapatkan. Sahabat yang hijrah karena wanita, maka hanya wanita yang didapatkan, pun sahabat yang hijrah karena hal tertentu, maka sesuatu yang diinginkannya tersebut akan menjadi milikinya.

***

Begitu dahsyatnya sebuah ‘niat’, Abu Daud menyimpulkan bahwa niat adalah setengah dari keseluruhan ibadah yang manusia lakukan selama hidupnya.

Sedangkan Imam Syafi’i dan Imam Ahmad mengatakan bahwa niat adalah sepertiga dari ilmu.

Para ulama sependapat bahwa niat termasuk dalam rukun segala amal ibadah. Ibadah akan dikatakan tidak sah jika niat yang disampaikan tidak lurus (tidak sesuai dengan syariat).

Dalam sebuah buku karya Dr. Mustafa, mengatakan bahwa niat harus diyakinkan dalam hati, diucapkan secara lisan dan dilakukan dalam perbuatan.

***

Niat yang sudah lurus saja akan diganggu dan digoda oleh kesesatan setan dengan segala macam cara, apalagi sesuatu yang tidak diniatkan. Setan akan  selamanya mengganggu/menggoda manusia selama melakukan ibadah, baik itu sebelum, sedang/ketika melakukan, maupun sesudah kita beramal. 

Oleh karena itu, niat menjadi dasar yang paling utama dalam ibadah dan proteksi dari gangguan setan.

Semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar