Cerpen 3 Berbicara dengan Tony Stark
Siang itu, aku memasuki tiap-tiap pintu rumah sakit bersama
seorang tokoh yang sangat terkenal dimata internasional, yaitu Clint, atau
superhero yang biasa disebut Hawkeye. Dengan membawa sebuah keresek putih berisikan
2 botol jus jambu biji guava dan 2 kg jeruk mandarin, kami pergi menuju kamar
VIP, tempat dimana Steve Roger sakit. Ya, hari itu tanpa disengaja aku pergi
membesuk seorang tokoh Captain Amerika.
Setibanya dikamar inap Steve, aku duduk untuk bertemu dan
menyapa kabar terkini dari kondisi tubuhnya. Dari informasi yang aku ketahui,
Steve mengalami sakit lambung akut karena telat makan dan terlalu senang
makanan pedas disaat kondisi perut tidak 100% pulih.
Setelah menyimpan keresek yang aku bawa di atas laci dekat
kasur tempat Steve berbaring, seseorang yang wajahnya tidak asing duduk
disebelah saya. Tony Stark, dia adalah artis yang memerankan tokoh ironman.
Sungguh terkejut aku dibuatnya. Akhirnya aku memanfaatkan kesempatan langka
tersebut untuk ngobrol tentang banyak hal kepada ironman tersebut. Sementara
Clint, duduk disekitar jendela dan memandangi langit yang biru saat itu.
Dengan gugup aku bertanya, “apakah benar kau seorang Tony
Stark?”. Pertanyaan pertama yang meyakinkanku setelah melihat raut wajah yang
disertai kumis tebal ciri khas ironman.
Awalnya ku kira Tony tidak begitu mendengar kata-kataku
karena aku menyampaikannya dengan nada yang terbata-bata. Akan tetapi aku
dibuatnya terkejut ketika Tony menjawab, “kau tidak perlu berbasa-basi untuk
berbicara denganku, telah banyak orang mengenalku, tanyakanlah sesuatu apapun
yang kau ingin tanyakan.”
Deg! Tiba-tiba aku menjadi semakin tak beraturan mendengar
jawabannya itu. Aku mencoba bersikap tenang dan menghela nafas dalam-dalam.
Setelah aku merapikan posisi duduk untuk bisa berhadapan dengan Tony, aku
memulai pembicaraan layaknya wawancara. Pun dengan Tony, ia menghadap kearahku
dan kami melakukan obrolan yang singkat.
***
Singkat cerita, Tony ditelepon oleh seseorang diluar sana
yang mengharuskan Tony pergi meninggalkan kamar rumah sakit. Obrolan yang kami
lakukan selama 20 menit itu ia tutup dengan mengucapkan terimakasih sekaligus
pamit kepada Steve, Clint dan aku, seseorang yang mengajaknya berbicara.
Betapa luar biasanya bisa mendapatkan momen langka seperti
itu. Dari obrolan singkat yang kami lakukan,
aku tahu bahwa ia begitu sangat bahagia menjadi pemeran dalam film
ironman dan menjadi bagian dari Avenger. Ia juga merasa bahagia karena bisa
mencoba tekhnologi baju robot tercanggih yang membuatnya bisa melayang diatas
udara.
Andaikan dia seorang muslim yang taat, mungkin kebahagiaannya
akan lebih sempurna dengan kebahagiaan diakhirat. Tony berpesan agar kita harus
bisa mencari satu atau dua passion dari dalam tubuh kita sehingga membuat kita
bekerja dengan nyaman sesuai bakat minat dengan penghasilan yang tinggi.
Setelah pertemuan itu, aku bersegera pergi untuk menyusul
dengan Tony, akan tetapi ia sudah menghilang entah kemana diantara
lorong-lorong rumah sakit. Aku berharap bisa mendapatkan motivasi dan bisa
menjadi sukses seperti mereka.
Bogor, 25 Juni 2016
#dhinar #cerpen #cerpenorisinil #orisinil #1000cerpen #hobi #bogor
#penulis #fiksi #imajinasi #mimpi #kreatif #karya #inovatif #avenger
Tidak ada komentar:
Posting Komentar