Minggu, 26 Juni 2016

Cerpen 3 Berbicara dengan Tony Stark

Cerpen 3 Berbicara dengan Tony Stark

Siang itu, aku memasuki tiap-tiap pintu rumah sakit bersama seorang tokoh yang sangat terkenal dimata internasional, yaitu Clint, atau superhero yang biasa disebut Hawkeye. Dengan membawa sebuah keresek putih berisikan 2 botol jus jambu biji guava dan 2 kg jeruk mandarin, kami pergi menuju kamar VIP, tempat dimana Steve Roger sakit. Ya, hari itu tanpa disengaja aku pergi membesuk seorang tokoh Captain Amerika.

Setibanya dikamar inap Steve, aku duduk untuk bertemu dan menyapa kabar terkini dari kondisi tubuhnya. Dari informasi yang aku ketahui, Steve mengalami sakit lambung akut karena telat makan dan terlalu senang makanan pedas disaat kondisi perut tidak 100% pulih.

Setelah menyimpan keresek yang aku bawa di atas laci dekat kasur tempat Steve berbaring, seseorang yang wajahnya tidak asing duduk disebelah saya. Tony Stark, dia adalah artis yang memerankan tokoh ironman. Sungguh terkejut aku dibuatnya. Akhirnya aku memanfaatkan kesempatan langka tersebut untuk ngobrol tentang banyak hal kepada ironman tersebut. Sementara Clint, duduk disekitar jendela dan memandangi langit yang biru saat itu.
Dengan gugup aku bertanya, “apakah benar kau seorang Tony Stark?”. Pertanyaan pertama yang meyakinkanku setelah melihat raut wajah yang disertai kumis tebal ciri khas ironman.
Awalnya ku kira Tony tidak begitu mendengar kata-kataku karena aku menyampaikannya dengan nada yang terbata-bata. Akan tetapi aku dibuatnya terkejut ketika Tony menjawab, “kau tidak perlu berbasa-basi untuk berbicara denganku, telah banyak orang mengenalku, tanyakanlah sesuatu apapun yang kau ingin tanyakan.”

Deg! Tiba-tiba aku menjadi semakin tak beraturan mendengar jawabannya itu. Aku mencoba bersikap tenang dan menghela nafas dalam-dalam. Setelah aku merapikan posisi duduk untuk bisa berhadapan dengan Tony, aku memulai pembicaraan layaknya wawancara. Pun dengan Tony, ia menghadap kearahku dan kami melakukan obrolan yang singkat.

***

Singkat cerita, Tony ditelepon oleh seseorang diluar sana yang mengharuskan Tony pergi meninggalkan kamar rumah sakit. Obrolan yang kami lakukan selama 20 menit itu ia tutup dengan mengucapkan terimakasih sekaligus pamit kepada Steve, Clint dan aku, seseorang yang mengajaknya berbicara.

Betapa luar biasanya bisa mendapatkan momen langka seperti itu. Dari obrolan singkat yang kami lakukan,  aku tahu bahwa ia begitu sangat bahagia menjadi pemeran dalam film ironman dan menjadi bagian dari Avenger. Ia juga merasa bahagia karena bisa mencoba tekhnologi baju robot tercanggih yang membuatnya bisa melayang diatas udara.

Andaikan dia seorang muslim yang taat, mungkin kebahagiaannya akan lebih sempurna dengan kebahagiaan diakhirat. Tony berpesan agar kita harus bisa mencari satu atau dua passion dari dalam tubuh kita sehingga membuat kita bekerja dengan nyaman sesuai bakat minat dengan penghasilan yang tinggi.

Setelah pertemuan itu, aku bersegera pergi untuk menyusul dengan Tony, akan tetapi ia sudah menghilang entah kemana diantara lorong-lorong rumah sakit. Aku berharap bisa mendapatkan motivasi dan bisa menjadi sukses seperti mereka.


Bogor, 25 Juni 2016


#dhinar #cerpen #cerpenorisinil #orisinil #1000cerpen #hobi #bogor #penulis #fiksi #imajinasi #mimpi #kreatif #karya #inovatif  #avenger

Tidak ada komentar:

Posting Komentar