Kultum Tarawih #2 Ramadhan 1437 H
Masjid Darut Tamam BTN Tanah Baru Blok H
Senin, 7 Juni 2016
Oleh: Ust. Warsito
Assalamu’alaikum wr.wb.
Alhamdulillah jamaah pada malam hari ini cukup banyak, semoga
tetap istiqomah memenuhi masjid untuk kedepannya. Banyak hal yang disampaikan,
hm… cek it out!
Ada 3 hal penting yang sangat berkaitan erat dengan bulan
Ramadhan
1. Tarawih
Shalat malam tarawih hanya kita temukan dibulan Ramadhan,
sedangkan dibulan lain tidak ada. Oleh karena itu, optimalkan waktu kita
bersama keluarga dan kerabat untuk bersama-sama melaksanakan shalat tarawih. Disamping
mencari rahmat dan keberkahan dibulan Ramadhan, juga dapat mempererat
silaturahim antar sesama.
2. Tilawah
Kita tahu bahwa bulan Ramadhan adalah bulannya tilawah.
Setiap huruf yang kita baca akan dibalas pahalanya berkali-kali lipat. Untuk saudara
yang sudah lancar membaca Al-Qur’an, targetkan untuk khatam minimal 1x khatam
(30 juz dengan jangka 1 hari 1 juz). Tilawah tidak mesti harus menunggu jadwal
shalat atau ketika kita berada dimasjid. Dikantor, disekolah, dirumah bahkan
dimanapun kita berada, terutama sekarang adalah bulan Ramadhan, utamakan dan
sempatkan waktu untuk membaca Al-Qur’an.
3. Berinfaq
Berinfaq kapanpun waktunya sangat-sangat dianjurkan. Selain untuk
mensucikan harta kita, juga untuk membantu sesama yang kurang mampu. Berinfaq dibulan
Ramadhan mempunyai keutamaan yang berbeda dengan bulan lain, sedikit saja kita
berinfaq akan dibalas dengan kebaikan yang banyak, apalagi jika kita berinfaq
dalam jumlah yang besar, semoga Allah swt. menambah rizki kita, amiin.
***
Pada bulan Ramadhan, hampir setiap masjid membuat agenda
positif dengan harapan dapat membantu jamaahnya menjadi lebih baik lagi, misal agenda
rutin pengajian, kultum, sanlat, dan lain sebagainya. Hal tersebut
diselenggarakan demi mendapatkan berkah dibulan Ramadhan. Berkah itu tidak
harus kaya raya, ‘sedikit tapi cukup,’ itulah makna berkah yang sebenarnya.
Singkatnya, ada 3 hal menuju keberkahan.
1. How to image/cara menggambarkan
Setiap masjid dibangun pasti dengan maksud dan tujuan yang
mulia. Jika ada orang yang malu pergi kemesjid karena belum bisa shalat, maka
masjid tersebut membuat program pelatihan shalat untuk orang-orang yang belum
bisa shalat.
Pun demikian jika ada orang yang enggan ke masjid karena
belum bisa mengaji, maka masjid bertanggung jawab membuka pengajian secara
masal/umum untuk membantu orang-orang agar bisa mengaji, bahkan dimulai dari 0
(pengenalan huruf hijaiyah, tajwid, dsb).
Masjid yang hidup adalah masjid yang selalu memiliki program
setiap waktunya. Warga sekitar nyaman dengan keberadaan masjid sebagai ladang
ilmu. Dengan program-program tertentu, harapannya masjid menjadi tempat
berkumpul satu sama lain, saling bersilaturahim, saling menimba ilmu dan
melakukan aktifitas yang bermanfaat pastinya.
2. How to marge/cara mengelola
Setiap warga yang tinggal disekitar masjid (terutama
perumahan), biasanya terjadi perbedaan pendapat antara golongan (Muhammadiyyah,
NU, Persis, dsb). Tidak afdhol, jika sekiranya 1 masjid terdiri dari beragam
harokah yang tidak tentram. Maka satu-satunya cara untuk bisa menggabungkan semuanya
adalah dengan ‘toleransi’.
Toleransi yang tinggi dan sikap saling percaya satu sama lain
adalah dasar untuk menjalankan program masjid yang beragam. Diiringi dengan
pengajian-pengajian dan pembahasan dalil-dalil, maka terciptalah suatu kondisi
yang tenang dan damai. Hal ini akan berimbas pada seluruh jamaah, harapannya ‘masjid
ini bukan masjid aku tapi masjid kita semua’.
3. Pemberdayaan
Setiap individu pasti memiliki kemampuan yang berbeda satu
sama lain. Keberagaman ini akan menciptakan suasana yang lebih berwarna jika
masjid dapat mengoptimalkan potensi yang ada. Beberapa cara yang dapat ditempuh
diantaranya:
a. Membuat majlis ilmu
Majlis ilmu yang menarik adalah menarik jamaah semua
kalangan, tidak hanya usia pun dengan status sosial didalamnya. Misal, ada
pengajian anak-anak, kajian remaja, dan orang tua terlibat didalamnya. Tidak hanya
untuk golongan menengah ke atas, tapi mencakup seluruh lapisan masyarakat.
Tentu ada perbedaan antara usia senior (>40 tahun) dengan
usia dibawah 40 tahun dalam menyikapi beberapa aspek tertentu. Bukan berarti
itu menjadi penghalang bagi kita untuk
terus berdakwah dan menjalankan majlis ilmu.
b. Pemberdayaan
Mungkin ada diantara kita yang berprofesi sebagai guru,
dosen, pegawai bank, pegawai swasta. Akan lebih inovatif jika yang memberikan
kultum adalah orang-orang yang memiliki profesi yang bermacam-macam, tidak
terpaku pada pengurus masjid. Begitupun dengan kepanitian acara lainnya.
c. Sensus
Adakalanya masjid harus melakukan sensus penduduk dengan konten
yang bervariasi. Andai misal ada orang yang berbakat menjadi khotib, maka
masjid harus memiliki datanya. Pun demikian dengan data naik haji/umroh,
mungkin dengan program tertentu, saldo sisa dari kas masjid bisa
memberangkatkan haji/umroh untuk orang-orang yang belum mampu.
“masjid yang luas itu bukan berarti masjid yang bangunannya
besar, melainkan memiliki pengaruh kebaikan yang luas untuk masyarakatnya”
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar